Tuesday, July 13, 2010

Mencari Kesegaran Hati

Usah diratapi ujian yang melanda


Tatkala akal memikirkan kenapa semua ujian itu sangat berat


Pandukan hatimu memikirkan hikmah disebalik nikmat ujian itu.


Usah resah saat hanya dirimu terasa letih dan pedih dalam ujian


Kerana Itulah tandanya cintaNya makin hampir.


Begitu bertuahnya seorang hamba yang sering diuji oleh Sang Khaliqnya


Resahnya diri saat tiada ujian yang melanda


Dimanakah kedudukan diriku di sisiMu??


Namun itulah hakikat ujian



Saat tiada ujian buat dirimu,itulah jua Ujian Terbesar buat dirimu..

Ada sebuah kisah yang memaparkan hidup seorang yang sering diuji keimananya oleh RabbulJalil.Begitu jelas cinta Allah kepadanya..semoga kita dapat sama2 ambil ibrah daripada cerita tersebut.



Terdapat seorang hamba Allah, beliau rajin solat malam dan bermunajat,berkhalwat dengan Allah. Setiap malam dari kedua matanya yang memerah kerana menangis, mengalir air yang membasahi janggutnya, beliau berbisik-bisik lirih memohon beberapa permintaan dan pengharapan. Dari waktu ke waktu, tahun ke tahun, hingga putih rambutnya tak kunjung jua permintaan beliau di kabulkan oleh Allah.


Permintaannya (diantaranya) adalah agar segera diangkat kemiskinan yang menjadi selimut kehidupannya selama ini, keluarganya sering sakit-sakitan, setiap hari ia keluar untuk berusaha memperoleh rezeki Allah tapi tidaklah tampak di lapangkan rezeki itu untuknya. Padahal dahulu, ketika ia masih bekerja menjadi petugas cukai wang dan kesenangan adalah kawan akrab.


Hingga suatu saat ia mendengarkan ceramah yang menjelaskan bahwa penyelewengan yang sering ia lakukan selama ini dengan kawan-kawannya adalah Haram dan tidak membawa keberkahan, kelak penyelewengan ini akan berhadapan dengan hukum Allah yang tidak bisa di bantah lagi di Akhirat. Bergetar hatinya, masuk hidayah Allah atasnya. Sejak itu tidak pernah lagi ia melakukan perbuatan tersebut, semakin rajin ia melakukan qiyamullail(solat malam) mengadukan nasibnya hanya kepada Allah, agar di berikannya harta yang halal dan rezeki yang lapang dalam menghadapi hidup ini.



Namun beransur-ansur seakan terkena kualat (karena meninggalkan perbuatan haram itu) penghasilannya semakin menurun, beliau sekeluarga sering sakit dan menjadikan badannya yang sihat menjadi semakin kurus, anak satu-satunya meninggal setelah menjalani perawatan selama beberapa minggu di rumah sakit



.Sampai saat itu ia masih bersabar, tak pernah terucap dari mulutnya kata-kata keluhan dan makian atas apa yang menimpa hidupnya. Malahan menjadikannya semakin sering dan khusyu' ia mendekatkan diri kepada Allah.Dan malang yang tidak kunjung padam terhadapnya,penyelewengan wang yang dahulu ia lakukan bertahun silam terungkap, maka ia dan beberapa orang rakannya dipecat. Subhanallah semakin berat rasanya hidup ini baginya.



Tambah satu kalimat panjang di malam harinya ia mengadu kehadapan Rabbnya, menangis dan perih rasa batinnya. Setiap dalam sedihnya ia berdo'a, selalu ada bisikan lirih di hatinya,"Apa yang engkau harapkan itu dekat sekali, bila engkau bertaqwa!"Setiap mendengar bisikan itu, timbul semangatnya.Kini setelah ia di pecat, ia berdagang. Baginya dagang yang tidak pernah untung, hutang yang semakin bertumpuk, mushibah yang seakan tidak berujung....ahhhh.Setelah puluhan tahun kedepan sejak ia dekat dengan Allah setiap malamnya, tidak juga merubah hidupnya. Sejak puluhan tahun ia mendengar bisikan di atas, tidak juga tampak yang di janjikanNya. Mulailah timbul pemikiran tidak baik dari syaitan. Hingga beliau berkesimpulan, tampaknya Allah tidak redha terhadap do'anya selama ini.



Maka pada malam harinya, ia berdo'a kepada Allah :"Wahai Allah Yang Menciptakan Malam dan Siang, Yang dengan mudah menciptakan diriku yang sempurna ini. Karena Engkau tidak mengabulkan permintaanku hingga saat ini, mulai esok aku tidak akan meminta dan solat lagi kepadaMu, aku akan lebih rajin berusaha agar tidaklah harus beralasan bahwa semua tergantung dariMu. Maafkan aku selama ini, ampuni aku selama ini menganggap bahwa diriku sudah dekat denganMu !"



Beliau tutup do'a beliau dengan perasaan berat yang semakin dalam dari awal ia berniat seperti itu (mengkhatamkan 'ibadah solat malamnya).Beliau berbaring dengan pemikiran menerawang hingga ia tak mengetahui dia tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi, mimpi yang membuatnya semakin merasa bersalah. Seakan ia melihat suatu padang luas bermandikan cahaya yang menakjubkan, dan puluhan ribu, atau mungkin jutaan makhluk bercahaya duduk di atas betisnya sendiri dengan kepala tertunduk takut.


Ketika beliau mencuba mengangkat wajahnya untuk melihat kepada siapa mereka bersimpuh, tidak mampu...kepalanya dan matanya tidak mampu memandang dengan menengadah. Beliau hanya dapat melihat para makhluk yang duduk di hadapan Sesuatu Yang Dahsyat. Terdengar olehnya suara pertanyaan, "Bagaimana hambaKu si Fulan, hai MalaikatKu?" nama yang tidak di kenalnya. Seorang berdiri dengan tubuh gementar kerana takut, dan bersuara dengan lirih, "Subhanaka yaa Maalikul Quddus, Engkau lebih tahu keadaan hambaMu itu. Dia mengatakan demikian : "Wahai Allah Yang Menciptakan Malam dan Siang, Yang dengan mudah menciptakan diriku yang sempurna ini. Karena Engkau tidak mengabulkan permintaanku hingga saat ini, mulai esok aku tidak akan meminta dan sholat lagi kepadaMu, aku akan lebih rajin berusaha agar tidaklah harus beralasan bahwa semua tergantung dariMu.



Maafkan aku selama ini,ampuni aku selama ini menganggap bahwa diriku sudah dekat denganMu !"Ampuni dia yaa Al 'Aziiz, yaa Al Ghofuurur Rohiim!"Tersentak beliau, itu...itu kata-kataku semalam ..fikirnya. Kemudian terdengar suara lagi :"Sayang sekali,padahal Aku sangat menyukainya, sangat mencintainya, dan Aku paling suka melihat wajahnya yang terpejam menangis, bersimpuh dengan menengadahkan tangannya yang gemetar kepadaKu, dengan bisikan-bisikan permohonannya kepadaKu, dengan permintaan-permintaannya kepadaKu, sehingga tak ingin cepat-cepat Kukabulkan apa yang hendak aku berikan kepadanya agar lebih lama dan sering aku memandang wajahnya, Aku percepat cintaKu padanya dengan Aku bersihkan ia dari daging-daging haram badannya dengan sakit yang ringan. Aku sangat menyukai keikhlasan hatinya disaat Aku ambil putranya, disaat kuberi ia ujian tak pernah Ku dengar keluhan kesal dan menyesal di mulutnya, Aku rindu kepadanya. Rindukah ia kepadaKu,hai Malaikat-malaikatKu?"



Suasana hening, tak ada jawaban. Menyesallah beliau atas peryataannya semalam, ingin ia berteriak untuk menjawab dan minta ampun tapi suara tak terdengar, bising dalam hatinya karenanya. "Ini aku Yaa Rabbi, ini aku. Ampuni aku yaa Rabbi, maafkan kata-kataKu !" semakin takut rasanya ketika tidak tampak mereka mendengar, mengalirlah air matanya terasa hangat di pipinya. Astaghfirullah !!



Terbangun ia, mimpii... Segeralah ia berwudhu', dan kembali bersujud dengan bertambah khusyu', kembali ia solat dengan bertambah panjang dari biasanya, kembali ia bermunajat dan berbisik-bisik dengan Al Kholiq dan berjanji tak akan lagi ia ulangi sikapnya malam tadi selama-lamanya."...yaa Allah, yaa Robbi jangan Engkau ungkit-ungkit kebodohanku yang lalu, ini aku hambaMu yang tidak pintar berkata manis, datang dengan lumuran dosa dan segunung masalah dan harapan, apapun dariMu asal Engkau tidak membenciku aku rela.. Yaa Allah, aku rindu padaMu..."











Hibanya kurasa andai kalimah2 itulah yang Engkau ucapkan pada diri ini saat putus asaku dalam berhadapan dengan ujianMu.
Subhanallah, ,betapa cintanya Dikau kepada hamba2Mu. Andai daku salah seorang daripada mereka,tetapkanlah hati dan kaki ini dijalanMu.
Ya Allah,kuatkanlah diri dan keimanan seperti srikandiMu yang mahsyur.


Tidak kuminta emas tinggi menggunung,
Tidak pula kupinta pangkat tinggi dijulang
Namun apa yang kuharapkan ialah nikmat cintaMu yang berterusan,wahai Tuhanku Yang Maha Esa….

“Allah itu merindukan,rintihanmu berpanjangan…”

" Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat serta pertolongan Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang kafir " (Yusuf : 87)

0 comments:

Post a Comment